Rinduku


Saat rindu dekat dengan doa kepada Allah SWT
5 bulan berlalu, selalu dan akan sendu kala mengadu kepada-Nya
Berat tapi harus kuat
Banyak kebiasaan yang hilang
Dan banyak kebiasaan yang bertambah
Semua sudah diatur oleh-Nya
Ketetapan-Nya ketetapan paling baik

Makna kehilangan
Semua kita akan kembali kepada-Nya
Tidak ada yang hilang, semua titipan
Dan semua kita akan kembali kepangkuan-Nya

Setelah kehilangan, baru timbul kenangan
Kenangan yang tidak akan pernah terulang lagi
Peristiwa-peristiwa yang hanya akan tertinggal di ingatan
Dan di hati

Setiap orang pasti sudah pernah merasakan kehilangan
Setiap orang akan senantiasa punya bekas bernama kenangan
Rindu
Berdoalah


Setelah dirasakan 5 bulan belakangan tanpa papa, terasa sudah sangat lama, bertahun-tahun. Seketika teringat, 25 tahun dengan papa, terasa amat sangat cepat. Ya, sebentar saja. Masih banyak rasanya ingin menghabiskan umur dengan papa, masih banyak impian yang ingin diwujudkan dan terlihat oleh papa. Tapi, tidak semua keinginan kita dikabulkan Allah, karena Allah sudah punya jalan yang terbaik untuk kita.
*air mata menetes pelan*

Aku tau aku bukan satu-satunya manusia yang sudah merasakan kehilangan amat dalam seperti ini, banyak orang lain di luaran sana yang sudah merasakannya lebih dahulu. Ada yang kehilangan orang tua mereka dari kecil, ada yang kehilangan orang tua mereka dengan mendadak, ada yang kehilangan orang tua waktu dalam kandungan atau banyak lagi. Dari sana banyak yang bisa aku pelajari, bagaimana mereka bangkit setelah itu, bagaimana mereka melanjutkan serta bertahan hidup dan tersenyum menghadapi dunia setelah itu.
Dan aku mulai belajar..

Hari ini aku belajar menjadi manusia yang tegar, ikhlas dan sabar ditinggalkan papa secepat ini, tentang umur tidak ada yang terlalu cepat atau terlalu lambat, semua sudah sesuai kodrat. Aku selalu berdoa supaya bisa menua dan sama punya rambut putih bersama orang tua sampai.. maut memisahkan. Kehendak Allah berbeda, kehendak Allah paling baik. 

Di setiap kehilangan kita bisa merangkum banyak kenangan. Kenangan, ya.. amat sangat banyak kenangan manis, hal-hal kecil terasa sangat besar, kebiasan-kebiasaan sederhana tapi syarat akan makna. Hari ini semuanya sudah hilang, sirna. 

Sudah tidak ada lagi kebiasaan yang sudah tertanam dari kecil, kebiasaan sebelum keluar rumah pamit sama papa. Setiap salim sama papa cium tangan papa dan papa selalu cium tangan dinda balik, kadang papa iseng kena kumis tipis papa yang habis cukuran. Papa ikut tertawa saat melihat dinda ketawa geli dan bergegas lari. Sudah tidak ada lagi larangan dari kecil hingga sebesar ini yang setiap makan permen selalu kena tegur, "Adin.. jan banyak-banyak makan permen, beko rusak gigi nak". Seperti kebiasaan yang ditanamkan oleh papa, bahwa sudah sebesar apapun anaknya, akan tetap menjadi anak kecil di hadapannya.

Kebiasaan itu hilang. Kebiasaan baru yang datang setelah itu, aku harus terbiasa tanpa kebiasaan itu lagi. Senyum papa hilang dari pandangan tapi akan selalu tersimpan dalan ingatan.

Sampai aku sadar, waktu kehilangan papa untuk selama-lamanya. Pertama kali nangis amat sangat dalam, hingga kepala terasa mau pecah. Sungguh. Sekarang, setiap nangis selalu sadar papa nggak suka dan nggak tega lihat anak gadisnya nangis. Setiap ingin menahan air mata untuk tidak menetes, tapi selalu gagal. 
Aku percaya lebih banyak lagi orang yang diuji melebihi aku, tapi mereka tetap bisa bangkit dan melanjutkan hidup dengan lebih baik. Karena hidup tentang bertahan menghadapi segala ujian dan tetap selalu huznudzon dengan ketetapan Allah SWT.

Allah SWT tidak memberi ujian di luar batas kemampuan umat-Nya. Dulu pernah aku berpikir, kalau aku ditinggalkan orang tua lebih dahulu, aku akan ikut juga.. tidak akan sanggup hidup tanpa mereka. Tapi hari ini, ditinggalkan papa. Tidak ditinggalkan, lebih tepatnya sudah berbeda tempat. Awalnya terasa remuk, hingga sekarang pun masih, tapi tidak mau berlarut karena harus bangkit. Kalau tidak, lebih takut dosa akan bertambah. Sekarang, aku lebih banyak belajar mendalami ilmu agama, masih banyak yang tidak aku ketahui, aku akan selalu berusaha menjadi anak yang sholeh dan menjadi anak yang lebih baik, di sisa nafas ini, aku akan selalu belajar dan berusaha supaya bisa ketemu papa lagi nanti di akhirat dengan keadaan yang baik, supaya aku, papa mama dan abang bisa berkumpul lagi kelak di surga-Nya. Menjadi keluarga dunia dan akhirat. Insya Allah, Aamiin. 

Setelah kehilangan kita harus menjadi lebih baik, doakan selalu orang tua kita yang sudah berada di tempat terbaik di sisi Allah SWT, Insya Allah. Hari ini tugas kita menjaga orang tua kita yang masih ada di samping kita. Semoga kita semua bisa menjadi anak yang sholeh dan bisa membuat bahagia orang tua kita di dunia dan di akhirat. Semangartlah. Aku juga akan selalu menyemangati diri. Hidup tetap berjalan hingga waktu kita dipanggil tiba, manfaatkan waktu sebaik-baiknya. Karena hari ini aku selalu berpikir, kalau aku mati hari ini, apa yang bisa aku tinggalkan, dan apa yang bisa aku bawa ke akhirat. 



   

Komentar

  1. Sediih kak din :'( :(
    Semangat kak! 🖤

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jangan sedih acika, berat, biar aku saja. Siap dik, Insya Allah. Makasih ya! ❤

      Hapus
  2. Mewek subuah2 baco iko din..
    InsyaAllah semua akan indah pada waktunya..

    BalasHapus
  3. Jadilah anak yang shaleh...
    Karena ilmu yang bermanfaat dan sedekah juga amal jahiriah sudah di bawa oleh alm papanya...
    Jangan berhenti jadi anak shaleh dan doanya...

    Tulisa nya mantap. Rancak Bana. Membawa si pembaca kedalam suasananya penulis..
    Suksek taruih dalam berkarya Dinda..
    Dinda Manulis Taruih

    BalasHapus

Posting Komentar